Mengurai Manis dan Pahitnya dari Ending Attack On Titan

Menjejak Ending yang Menggetarkan dari Anime Attack on Titan

Setelah 10 tahun penuh perjalanan intens, anime fenomenal Attack on Titan akhirnya memasuki babak akhir. Meski tidak sepenuhnya sempurna, dan mendapat beberapa kritik terkait penulisannya, namun secara keseluruhan, anime ini tetap mampu memenuhi ekspektasi para penggemar.

Esensi Ending yang Tidak Terduga

Ending dari Attack on Titan bukanlah suatu kebahagiaan yang terduga. Banyak yang mungkin berharap pada akhir cerita yang bahagia dan penuh kegembiraan bagi semua karakter, tetapi hal itu tidak sesuai dengan esensi yang telah dibangun sejak awal anime. Dalam episode pertama, kita disajikan dengan kehancuran yang mengejutkan oleh kedatangan raksasa tanpa pakaian, dan kematian ibu dari tokoh utama.

Transformasi Karakter Utama

Seiring berjalannya waktu, kita menyaksikan transformasi karakter utama, Eren, dari seorang pejuang yang bersemangat untuk membunuh semua Titan, hingga menjadi seorang genosida yang dingin. Perubahan ini, meski kontroversial, disajikan dengan baik, menggambarkan evolusi karakter yang berisiko namun kohesif.

Dari Pahlawan Menjadi Penjahat

Perubahan Eren dari pahlawan ke penjahat di mata penonton menjadi aspek menarik lainnya. Dari seorang pemuda yang sederhana dengan tujuan membunuh semua Titan, Eren berubah menjadi sosok yang menginginkan genosida untuk melindungi orang-orang yang dicintainya. Ini menciptakan dinamika yang rumit, menunjukkan bahwa kadang-kadang solusi yang dianggap benar pada awalnya dapat berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih kompleks.

Pertemuan Dramatis dan Puncak Emosional

Pertemuan dramatis antara Eren dan Armin di dalam bentuk sesosok titan menjadi momen puncak dalam pengungkapan karakter Eren yang sebenarnya. Sementara beberapa penonton mungkin kecewa dengan adegan di mana Eren menangis di depan Armin, itu sebenarnya adalah kejutan yang menyentuh. Meski dinyatakan bahwa karakter Eren berubah, pada dasarnya dia tetaplah anak kecil yang keras kepala dengan tujuan yang sama sejak kecil.

Rencana dan Manipulasi Eren

Rencana Eren untuk menciptakan kompleks pahlawan-villain, memanipulasi teman-temannya untuk menjadi pahlawan dunia, hingga membawa Mikasa untuk membunuhnya, menunjukkan tingkat kontrol dan manipulasi yang luar biasa. Rencana ini menciptakan solusi bagi semua masalah yang dihadapi Eren, dari mengakhiri kutukan Titan hingga melindungi teman-temannya.

Puncak Emosional dan Kisah Cinta

Puncak emosional dari kisah ini adalah percakapan antara Eren dan Armin. Armin mengakui bahwa dia juga memiliki dosa yang sama dengan Eren, merangkul keputusan sulit yang telah dia ambil untuk menjaga teman-temannya tetap hidup. Inilah momen kebijaksanaan, di mana karakter menyadari bahwa tidak ada yang benar-benar bebas dari dosa, dan setiap tindakan memiliki konsekuensi.

Kisah Cinta Mikasa dan Simbolisme Pohon di Bukit

Kisah cinta antara Eren dan Mikasa menjadi inti dari akhir cerita ini. Penjelasan bahwa cinta Eren kepada Mikasa adalah penahan dari King Fritz adalah sesuatu yang menggugah. Meskipun cinta Eren kepada King Fritz adalah mimpi buruk yang tidak pernah berakhir selama 2000 tahun, cinta Mikasa kepada Eren membebaskannya. Mikasa mampu melepaskan Eren, menunjukkan bahwa dia bukan budak dari cintanya, dan akhirnya memutuskan kutukan Titan.

Epilog dan Simbolisme Pohon di Bukit

Tiga tahun setelah semua peristiwa dramatis tersebut, Pulau Paradis berkembang menjadi masyarakat futuristik yang kuat. Meski pahit, tanah air Eren dan Floch dihormati dan dijadikan panutan. Kekuatan mereka tidak pernah berkurang di mata penggemar yang mengidolakan mereka.

Meski Eren meninggal, Mikasa terus hidup dan memulai keluarga baru. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan Mikasa tidak terhenti pada Eren, tetapi dia masih terikat pada kenangan dan cintanya terhadapnya. Pohon di bukit, tempat pemakaman Eren, menjadi simbol kesucian yang tidak tergoyahkan oleh perang.

Kehancuran dan Siklus Kebencian

Meski Pulau Paradis berhasil menahan perang selama 2000 tahun, akhirnya peradaban kembali runtuh dan dunia kembali ke kondisi post-apokaliptik. Simbolisme pohon di bukit menunjukkan bahwa manusia, meski berhasil mencapai perdamaian, akan selalu terjerat dalam siklus kebencian dan perang.

Dengan kebijaksanaan yang mendalam, "Attack on Titan" tidak hanya menyajikan pertarungan epik dan aksi yang menghentak. Ini adalah kisah yang menggugah pikiran, merangkai dunia yang indah dan karakter yang akan terus hidup dalam hati para penggemarnya. Meski endingnya menyakitkan, perasaan terima kasih untuk perjalanan luar biasa yang telah disajikan oleh "Attack on Titan". 

Disclaimer artikel ini di edit dari sumber aslinya disini jangan lupa di subscribe ya!!

Belum ada Komentar untuk "Mengurai Manis dan Pahitnya dari Ending Attack On Titan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Mungkin kamu juga suka ini